Ada banyak kampanye di Tanah Papua mengatakan bahwa Orang Asli Papua (disingkat OAP) sedang dimarginalisasi, didiskriminasi dan dibunuh dan akhirnya tidak lama lagi akan lenyap dari tanah leluhurnya sendiri: Tanah Papua karena perbuatan orang-orang pendatang yang mereka sebut orang Amber atau kaum Amberi atau orang Indonesia.
Akan tetapi kalau kita secara jujur tengok ke dalam kehidupan OAP sendiri, sebenarnya dapat dikatakan dengan mudah bahwa OAP sendiri tidak perduli dengan hidup mereka sendiri. Bukti pertama, mereka tidak perduli dengan apa saja yang mereka kondusmi, makanan, minuman, yang mengandung racun, yang membahayakan kesehatan, yang merusah, yang mematikan, semuanya dilahap tanpa membeda-bedakan, tanpa berhati-hati.
Kalau pola makan-minum seperti ini, siapa yang salah?
Yang lain, kita lihat konsumsi miras dan makanan mengandung gula dan karbohidrat begitu banyak sehiingga hampir semua lak-laki pejabat, dari Kepala Desa sampai pejabat di pronvisi yang OAP sama-sama gendugnya minta ampun, sama-sama hamil tua luarbiasa. Kita sulit membedakan laki-laki dan perempuan, karena sama-sama seperti mengandung dalam tampilan muka.
Dengan melihat ini, saya Jhon Yonathan Kwano, secara terus-terang harus mengaku bahwa OAP sebenarnya membunuh diri sendiri, tidak usah salahkan orang lain atas kematian yang kita timpakan sendiri. Kalau sampai 50 tahun ke depan OAP punah dari tanah leluhurnya itu karena
- OAP sudah lupakan makanan aslinya: Sagu, Erom, Wam, Ikan, Sayur dari Tanah Papua dan menjadi rakus dengan supermi, nasi, …
- OAP sudah lupa mengontrol diri bahwa ada banyak minuman yang membunuh, seperti minuman banyak gula, minuman beralkohol dan minuman energi berbotol dan berupa sirup.
- OAP tidak tahu bahwa banyak kebiasaan-kebiasaan yang sebenarnya membunuh dirinya sendiri, seperti makan melebihi porsi, minum sampai mabuk yang mampus, dan sebagainya
Harap OAP berpikir tentang ini.