Bosku Cina, Agamanya Bukan Islam… kata Pembela Ahok
Namanya HUI KHAN SANG, usianya 60 tahun, jelas beliau bukan seorang muslim, di depan kantornya ada tokong agak besar berisi patung dewa, dupa dan buah-buahan, beliau termasuk boss besar dan kaya, kolega-koleganya sangat menghormatinya, berwatak cenderung pemarah dan suka mabuk berat, tapi beliau di kenal dermawan pada siapa saja.
Suatu hari, saya di tugaskan seorang diri menata barang di gudang di lantai bawah ( tepat di bawah kantornya ), karena sudah waktunya istirahat saya bergegas ambil wudhu untuk menunaikan sholat dzuhur di gudang beralaskan kardus besar, baru dua rokaat boss saya masuk hendak cek barang, melihat saya tengah sholat boss saya mengurungkan niatnya dan kembali ke atas, usai sholat saya segera ke atas dan bertanya pada boss saya
“Maaf bosa tadi saya tengah sembahyang, ada apa boss?”
Dengan nada datar bossku menjawab
“Oh, tak apa, awak masih sembahyang ke? Awak punya kawan mereka tak ada sembahyang”.
“Tidak semua muslim sembahyang boss, kami memiliki alasan untuk tetap sembahyang atau tidak”. Jawabku.
Saat perayaan imlek bos mengundang kami para pekerja muslim baik dari Indonesia atau Pakistan untuk makan-makan dan minum-minum, di atas meja hidangan itu sama sekali saya tidak menjumpai daging babi dan bir, hanya minuman kaleng softdrink dan minuman kalengan lokal, saya tanya sama bos saya
“Bos, kenapa tidak ada daging babi dan bir?”
Bosku menjawab
“Saya tahu kalian muslim, saya menghargai agama kalian”.
Saya mengimani firman-firman Allah dalam kitab suci al-qur’an, bukan berarti saya harus mengingkari ketulusan dan kebaikan bos Cina saya yang non Muslim, maka surat al-maidah ayat 51 yang multi tafsir itu tidak saya jadikan rujukan untuk menolaknya menjadi boss saya, sebab saya teringat ucapan imam Ali bin Abi Tholib
“SAUDARAMU YANG TAK SEIMAN ADALAH SAUDARAMU DALAM KEMANUSIAAN”.