Debat calon Presiden Amerika Serikat saya saksikan saat disiarkan langsung di TVOne.tv.
Saya bersemangat, karena mau melakukan perbandingan dengan debat Pemilu yang biasanya berlangsung di Indonesia, yang menurut saya “memalukan” dan “tidak berisi” sama sekali. Betul sekali. Saya harus mengaakui bahwa semua debat yang pernah dilakukan di Indonesia, mulai dari debat calon presiden sampai debat calon kepala desa tidak pernah saya temukan peristiwa debat yang memuaskan.
Oleh karena itu saya khususkan diri untuk menonton debat presiden Amerika Serikat. Ternyata yang memgganggu saya bukannya isi debatnya, tetapi “bahasa Indonesia” yang digunakan untuk mengantar saya kepada debat dimaksud.
Dari judul tulisan ini, ada dua hal yang saya mau koreksi. Pertama, “Debat calon Presiden Amerika Pertama” dan kedua, “Debat calon Presiden Amerika”. Saya ulas yang kedua dulu, pewarta di TVOne mengatakan bahwa debat yang dilakukan ialah debat Presiden Amerika.
Dengan mengatakan “Debat Presiden Amerika” saja sudah jelas wartawan ini punya konsep tentang Amerika yang SALAH fatal. Hilary Clinton dan Donald Trump itu BUKAN calon Presiden Amerika, tetapi mereka adalah Calon Presiden Amerika Serikat.
Seorang wartawan memanggil Amerika Serikat sebagai Amerika sudah jelas punya peta dunia dan peta negara yang salah fatal. “Amerika” memiliki banyak Presiden, mulai dari Kanada sampai Argentia di bagian Selatan, banyak Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan di situ. Sementara Hilary Clinton dan Donald Trump ialah calon Presiden Amerika Serikat, bukan calon Presiden Amerka.
Kesalahan fatal kedua ialah kalimat, “Debat Calon Presidn Amerika Pertama”, yang artinya “debat dari Presiden Pertama Amerika”. Amerka saja sudah salah, kesalahan kedua sekarang ialah penyebutan “debat Presiden Amerika Pertama”, jadi di sini bukan “debat pertama calon Presiden Amerika Serikat” tetapi “Debat Presiden Amerika Pertama.”
Silahkan saja diputar ulang. Pembawa acara waktu itu seorang laki-laki, saya tidka mau sebut namanya. DAlam iklan TVOne disiarkan ada beberapa wartawati dan seorang wartawan yang diiklankan, dan kebetulan hari pertama ini dipandu oleh si wartawan. Dan dalam penyiaran pertama inilah telah terjadi kesalahan bahasa yang BaBluarbiasa, bukan hanya secara kata-kata, tetapi kesalahan konseptual, kesalahan pengetahuan, yang dalam sepak-bola disebut kesalhaan elementer, dan professional fault.
Seoran wartawan di televisi ternama TVOne seharusnya sudah di-test tata-bahasa indonesia-nya secara baik sehingga tanpa membaca naskah-pun, bahasa Indonesianya secara otomatis bagus. Saya bandingkan dengan penggunaan bahasa Indonesia di TVRI dan RRI masih sangat standar, semuanya menarik, pilihan kata-katanya bagus sekali.
Saya tidak bermaksud menyinggung pemilihan kata-kata. Memang kata-kata dalam bahasa Indonesia di TVOne banyak sekali yang salah. Tetapi saya anggap itu sebagai sesuatu yang lumrah di Indonesia. Tetapi kalau kesalahan itu menyangkut konsep berpikir yang faktual, maka saya anggap itu sebuah professional fault.
Yang berdebat bukan calon Presiden Pertama Amerika, tetapi ialah Debat Pertama calon Persiden Amerika Serikat. Kedua, yang berdebat bukan calon Presiden Amerika, tetapi adalah calon presiden Amerika Serikat.
Harap maklum.! dari Papua untuk penutur bahasa Melayu versi Indonesia.