Dibentak oleh Imigrasi Malaysia baru satu kali,waktu itu saya berpkiri banyak kali dan bertanya-tanya, “Ya asalah apa ya? Apakah diri saya, ataukah paspor saya, ataukah negara yang mengeluarkan paspor saya, yang ada di benak si pejabat imigrasi sehingga sikapnya seperti begitu?” Ini terjadi pada saya tahun 2012. Empat tahun kemudian, ata artikel baru berjudul “Setelah Singapura, giliran imigrasi Malaysia kurang ajar sama WNI” saya menjadi teringat pengalaman pribadi dan mau sampaikan di sini.
Kalau cerita baru dari … ini berisi penahanan tanpa sebab begitu lama. Cerita saya tidak demikian. Saya tiba transit dari Hong Kong dengan AirAsia karena tidak ada penerbangan langsung dengan AirAsia langsung Hong Kong – Jakarta. Dengan transit inipun, saya harus tertahan di Kuala Lumpur beberapa jam, sehingga saya memilih untuk keluar sebentar, dan makan/ minum di luar, daripada di dalam airport yang harganya tentu saja mahal.
Tetapi jauh sebelum itu, saya baru saja keluar dari pesawat, antrian untuk menunjukkan bahwa saya sedang transit. Untuk transit 8 jam memang saya memilih membayar penginapan, dan saya sudah book serta sudah punya tanda terima. Saya juga sudah punya tiket yang sudah di-check ini di Hong Kong sehingga saya tinggal masuk langsung berangkat 8 jam kemudian.
Waktu sang pejabat lihat saya, dia bicara begini saya temannya, “Endo again! somewhere from East Endo!” Jadi maksud dia, karena saya berasal dari Tanah Papau, dia bilang saya orang Endo Timur. Dari kalimat dia saya ketahui bawha sebelum saya, pada hari yang sama, tentu saja bukan dalam pesawat yang sama, telah ada oran Papua datang ke mejanya. Saya tidak tahu apa yang dia lakukan terhadap orang Papua yang datang sebelum saya.
Dia lantas dengan wajah membentak bertanya kepada saya, “Bereapa lama akan tinggal di sini?” Saya saya tanpa berkata-kata, saya keluarkan tiket pesawat (boarding pass) yang sudah saya kantongi. Begitu saya sodorkan boarding pass saya, langsung dia bilang, “Dasar bodoh! Saya tak tanya boarding pass, saya tanya kamu berapa lama di sini?” Lalu saya jawab dengan nada agak takut, setelah delapan jam, saya akan terbang ke Sukarno – Hatta, Jakarta.
Begitu mendengar jawaban saya, dia tanya lagi, “Selama delapan jam di Malaysia bikin apa?”
Saya jawab, asya istirahat! Lalu dia jawab, “Rehat=rehat, rehat apa kamu? Di mana?” Saya buat kesalahan lagi, saya tidak menjawab pertanyaan tetapi malahan sodorkan bukti booking hotel saya, di banting bukti booking hotel saya dan katakan, “I didn’t ask you that! I asked you where will you stay during this eight hours”. Lalu di dalam kerumuman ratusan bahakan ribuan penumpan saya dengan gugup menjawab “I have paid a cheap hotel and will stay there before departure to Jakarta”.
Anda tahu apa yang dilakukannya?
Dia menyuruh saya ikut petugas lain yang berdiri di samping belakang dia. “Hmmm, follow him”.
Saya mengikut pejabata ini. Lalu di menuju ke pejabat lebih tinggi, minta cap dan tandatangan, lalu dia katakan, “Selamat menikmati Malaysia, semua tidak masalah!” lalu dia suruh asya keluar.
Jadi, ada pejabat imigrasi yang mentalnya bobrok, ada juga yang baik. Nah, kalau kita bernasib sial bertemu yang bobrok,maka kita akan diperlakukan tidak manusiawi.
Saya kok bertanya-tanya, apa sebabnya sikap ini ada dan nampak di Malaysia?
Pengalaman ini saya alam di Bandara KL 2, atau bandara khusus AirAsia, atau Bandara Pusat AirAsia.
[…] meremehkan, tidak terhormat. Saya mengalami hal yang sama beberapa kali di bandara di Kuala Lumpur. Saya sudah ceritakan salah-satu kasusnya di blog ini. Sudah beberapa kali saya sudah rasakan. Pada saat orang-orang imigrasi melihat saya punya paspor […]
[…] Saya punya pengalaman pernah diusir pulang langsung dari airport, yang akan saya ceritakan di artikel lain. Saya juga pernah diusir keluar dari negara di mana saya tinggal, dan dilarang balik selama enam bulan gara-gara saya melanggar izin tinggal. Selain itu, seperti saya ceritakan dalam artikel lain di blog ini, saya juga pernah dibentak dan ditanya macam-m…. […]