Teks di bawah ini saya kumpul dari sebuah teks mantra yang diucapkan dalam ritus Meruwal/muruwal dalam masyarakat Yali. Teks ini dan 800 teks lain dikumpulkan oleh Bapak Zöllner tahun 1971. Semua teks itu ia serahkan pada saya, dan beberapa teks saya tulis dalam disertasi saya, teks ini salah satunya. Saya tulis dan analisa teks-teks mentah ini. Teks dibawah ini dalam bahasa Yali disebut usane dan hanya diucapkan oleh Usahun (tabib), ahli-ahli agama orang Yali yang memiliki pengetahuan tinggi dan khusus dalam budaya mereka. Mereka ini orang-orang terpilih, dari klen-klen tertentu yang memiliki hak dan kewenangan secara turun temurun untuk menjaga agama dan melaksanakan ritus keagamaan. Teks ini dilentunkan pada saat para pemuda peserta Inisiasi memperkuat akar mereka.
Teks ini dilentunkan pada waktu upacara inti dalam Muruwal yang disebut Hom anggen yinggiltuk, berarti menanam akar laki-laki muda dengan isi talas khusus. Dalam isi talas itu dimasukan daging kuskus khusus yang disebut kuskus Usa dan Irik. Kedua jenis kuskus ini sakral karena diyakini jenis-jenis kuskus itu berasal dari leluhur manusia pertama orang Yali. Jenis-jenis talas khusus yang digunakan dalam muruwal juga sangat sakral karena jenis-jenis talas tersebut pecahan dari tubuh dari pencipta pada masa penciptaan, atau pecahan dari tubuh Yeli, dimana Yali diyakini sebagai penjelmaan dari Pencipta sendiri yang berubuh menjadi Manusia ajaib untuk melengkapi kekurangan setelah penciptaan. Beberapa diantara jenis talas itu adalah Unahom, Kelenda, dan Palibu.
Teks ini memiliki makna yang sangat luas dan dalam, tiap kata dalam teks menghubungkan banyak hal baik manusia, pencipta, leluhur mula-mula, roh, tempat sakral, alam, tumbuhan, hewan, manusia, politik, ekonomi, sosial, budaya, tanah, gunung, sungai, langit, angin, awan dan sebaginya.
Tiap kata menghubungkan banyak aspek lain, tiap kata berdiri seperti pohon yang memiliki banyak akarnya.
Oleh karena itu, saya simpulkan bahwa lagu dan puisi Yali adalah gambar dunia, gambar dari segenap makhluk dan sumber utama pengetahuan manusia.
Tuan Dr Peyon yang kami hormati, Kami mohon agar tulisan seperti ini terus disampaikan kepada publik orang Papua dan masyarakat dunia. Terimakasih