JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya sudah mendapatkan laporan langsung dari tim yang meninjau kerusakan terumbu karang di Perairan Raja Ampat.
“Kalau dari data visualnya yang dilaporin dari kawan-kawan di lapangan sih gawat ya,” kata Siti Nurbaya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/3/2017).
Siti lalu menunjukkan gambar-gambar terumbu karang yang rusak kepada wartawan. Terumbu karang itu rusak akibat Kapal Pesiar Inggris bernama Caledonian Sky terjebak di perairan dangkal.
“Serem kalau lihat gambarnya sih,” ujar Siti, sambil menunjukkan foto di telepon genggamnya.
(Baca: Kerusakan Karang Raja Ampat akibat Kapal Inggris 8,5 Kali Lebih Besar)

Menurut Siti, luas terumbu karang yang rusak mencapai 13.522 meter persegi.
Butuh waktu hingga 20 tahun untuk membuat terumbu karang yang rusak kembali ke keadaan seperti semula.
“Coral yang besar ini dibelah, hancur. Nah ini malah ada sisa catnya nih. Bekas catnya kapal ada yang melekat di situ,” kata Siti.
(Baca: Pemilik Kapal Pesiar Perusak Terumbu Karang Raja Ampat Siap Ganti Rugi)
Peristiwa kapal pesiar MV Caledonian Sky berpenumpang 102 orang menerabas terumbu karang di Raja Ampat itu terjadi pada 4 Maret 2017 lalu. Kapal hendak mengantarkan wisatawan melakukan pengamatan burung di Waigeo.

Entah apa penyebabnya, kapal itu terjebak di perairan dangkal. Tapi, boat menarik kapal itu pada saat air belum pasang sehingga merusak terumbu karang di bawahnya.
Catatan Pusat Penelitian Sumber Daya Laut Universitas Papua, kawasan terumbu karang yang rusak itu terdapat 8 genus terumbu karang. Di antaranya acropora, porites, montipora dan stylophora. Kini, kapal tersebut terpantau berada di perairan Filipina.