Dalam koper saya saya bawa 300ML minyak buah merah dalam perjalanan saya dari Denpasar Bali, Indonesia menuju ke Port Vila, Vanautu. Perjalanan ini pertama saya lakukan dalam pengalaman hidup saya. Saya menuju ke Port Vila dalam rangka melihat bagaimana peluang usaha kopi di sana. (Kemudian saya akan jelaskan saya temukan TannaCoffee.com di sana),
Pada saat saya terbang dari Jayapura ke Denpasar Bali, perihal minyak buah merah yang saya bawa tidak menjadi masalah. Pada saat saya check in pertama kali di Depnasar saat mau berangkat juga tidak menjadi masalah. Pesoalan muncul saat mererka kembali memerriksa semua barang yang kita mau bawa di tangan, tas tangan. Waktu itu saya punya tas kecil di belakang dan koper “hand-cary” samsonite yang cukup mahal harganya. Saya beli di Makassar waktu itu, pada tahun 2013 dan hingga tahun 2018 ini tas ini masih saya tempatkan sebagai tas termahal yang pernah saya punya.
Di depan “borading gate” di Denpasar, kami diperiksa lagi. Kali iin pemeriksaan dilakukan atas barang-barang bawaaan kita. Dan saya kedapatan membawa dua botol minyak buah merah yang saya jual di Toko Online saya seharga Rp.220.000,- untuk setiap botolnya.
Pada waktu itu sang petugas tersenyum melihat saya, dan dia tanya, “Ini kira-kira berapa mililiter? Saya bilang sekitar 500ML, atau mungkin 400ML, karena setiap botol itu bisa muat 200 ML – 250ML maka untuk dua bottol sudah jelas sekitar 400ML-500ML. Saya jelaskan secara detail.
Petugas tadi membaca label di luarnya bertuliskan 50ML. Ternyata cover yang ditempelkan salah. Seharusnya label yang ditempel bertuliskan 250ML atau 200ML. Beliau katakan, “Ini tertulis 50ML, tetapi kelihatannya botol ini lebihh besar daripada 50ML ya?” Saya pertegas lagi bahwa ini bukan 50ML, tetapi 250ML, atau bisa juga 200ML, yang jelas lebihh dari 200ML.
Pettugas mengatakan, “Maaf Pak terpaksa kami harus menahan ini”. Saya sangat suka dengan solusi itu. Saya bilang, “Silahkan ambil, tidak apa-apa sama sekali!” Siapa saja boleh minum nantitnya, kalau tidak juga dibuang saja.” Akan tetapi petugas ini maalah tawarkan lagi solusi lain, yaitu supaya saya kosongkan koper termahal saya, pindahkan barang-barang yang ada di dalamnya dan tinggalkan minyak buah merah di dalamnya. Salah saya waktu itu, saya seharusnya kosongkan barang-barang dalam tas tentengan saya yang harganya tidak sampai Rp.300.000,,- yang saya bawa ke dalam pesawat waktu itu. Saya justru korbankan koper termahal saya.
Kemudian saya kosongkan semua barang di dalam koper itu, kecuali foto-foto dari Mama Almarhumah saya yang selama ini menjadi kenangan saya, saya tinggalkan dengan sengaja di dalamnya dengan tujuan dia nanti mengantarkan koper saya sampai tiba selamat ke Port Vila.
Dengan koper kosong berisi 2 botol Minyak Tawy dan foto mama Almarhumah saya masuk ke bagasi, saya bawa tas tentengan murah di tangan saya.
Apa hasilnya?
Sial!
Sampai di bandara Port Vila, saya ditahan selama hampir 3 jam karena saya tidak punya visa, dan juga orang yang saya mintakan untuk jemput, seorang pengusaha lokal kebetulan waktu itu pas dia berduka, jadi tidak datang menjemput. Saya ditanya bolak-balik, akhirnya saya dilepasakan. Akan tetapi koper saya yang satu sudah dibawaw masuk ke bagian bagasi tertinggal, sedangkan koper termahal ternyata tidak tiba.
Saya ceritakan apa yang terjadi dan mereka-pun mencatatnya.
Sialnya lagi, nomor bagassi saya saat ditanya-tanya di bagian imigrasi tercecere, boarding pass saya tidak dapat saya temukan lagi. Pegawai yang pertama menangani saya sudah pulang, sedangkan pegawai imigrasi yang ada waktu itu seniorrnya, yang tidak tahu tentang stiker bagasi saya. Akibatnya saya hanya melaporkan ciri-ciri koper saya dan sayapun diantar ke penginapan.
Dari pengalaman ini saya sarankan siapappun yang melakukan perjalanan ke luar negeri supaya tidak membawa serta di tangan barang-barang cairan dalam jumlah lebih besar daripada 200ML. Daripada koper termahal menjadi korban, lebih baik hal ini saya tidak akan ulangi seumur hidup saya. Dan saya harap siapapun yang membaca kisah ini juga akan terhindar dari kesalahan yang sama.
[…] Kehilangan Koper Termahal yang Pernah Saya Miliki gara-gara Minyak Tawy 300ML […]