Kisah percakapan di Facebook, yang digabungkan ke salah satu artikel di blog ini menarik untuk disimak. Karena bagi saya, kisah percakapan ini paling tidak mewakili persepsi, mentalitas dan psikologis yang ada di kalangan masyarakat Indonesia terhadap orang Papua dan orang Papua terhadap masyarakat Indonesia.
Di sini jelas dapat kita baca terang-benderang bahwa orang Indonesia sebenarnya tidak menghargai eksistensi dan apalagi martabat orang Papua sebagai manusia. Sementara itu, fokus, perhatian dan perkataan orang Papua tidak lari jauh daripada cita-cita Papua Merdeka. Walaupun yang satunya membawa orang Papua terpancing untuk memaki balik, tetapi yang satunya tetap fokus alihkan percakapan itu ke arah Papua Merdeka.
Dari percakapan ini saya dapat menarik satu benang biru bahwa kedua kelompok yang berkomunikasi dalam percakapan ini sebenarnya sudah berlajar ke arah yang berbeda, bukan berlawanan arah, bukan juga bertabrakan arah, tetapi arahnya sangat berbeda, tetapi mereka bermaksud saling mempengaruhi dalam perjalanan ini. Yang jelas mereka berdua tidak akan berhasil mempengaruhi satu sama lain, karena tujuan mereka berdua sudah berbeda.
Goo apemiyo ko pu nama mirip anjing,,,ko pasti tdk sekolah,sebab ko tdk pake celana,,,krn ko tdk sekolah ko pu otak kotor dan bodoh,,,ko bicara sperti pemabuk,,,ko pu rambut baguskah,,?selain ko mirip anjing ko mirip babi dan pasti baumu kayak babi,,,,tp klo diperhatikan lg ko pasti mirip monyet,,,,,wkwkwkwkwk,,,ko jgn suka menghina pace,,,krn ko tidak lebih baik dari yg ko hina malah ko lebih rendah,,,ko berkaca,,,,ko muka mirip manusia ataw mirip monyet,,,,ko tinggal tambah ekor,,ko sdh jd monyet,,,,wkwkwwkk
Pace Suriyanto Tosepu, ngaku-ngaku belajar di ibukota negara, ilmu apa yg kau belajar. Dalam penulisan kata-kata aja.bego lhoo. Kau punya kelebihan apa, Penggunaan kata-katamu aja persis seperti tete tua yg lagi kerja-kerja di ladang sawah yg balumpur. Suatu ketika Papua Merdeka kau tosepukah, tukang tipu kah, tukang sapu jalanankah kau duluan leheemu sy akn pengal supaya menjadi makanan lezat buat saudara-saudaraku yg pernah kalian bangsa melayu telan hidup-hidup. Dasar manusia biadap, dasar bangsa canibal, dasar mañusia tdk bermoral, dasar manusia tdk punya budaya, dasar manusia tdk punya isi benak, dasar manusia tdk berpendidikan. Kamu persis sama seperti saudara”mu yg ada di bawa kolong jembatan yg pekerjaan tiap harinya minta-minta doang.
Like · Reply · Jun 12, 2016 4:21am
Suriyanto Tosepu ko yang lebih daripada binatang. Seumur hidup, sa baru liat manusia model kau menghina dan menganggap orang lain seperti binatang. Ko catat, Binatang masih jauh lebih terhormat daripada engkau..
Like · Reply · Jun 12, 2016 8:26am
Sevianto Pakiding , sdrku sangat benar & hormat diberi. Suriyanto Tosepu & antek-anteknya mereka ini kelompok manusia Canibal, yg biasa makan habis manusia papua. Trapa, semuanya dilakukan di depan mata Tuhan. Nanti Tuhan juga yg akn adili manusia keji seperti mereka itu.
Like · Reply · Jun 12, 2016 8:53am
NANTI DONG SEMUA INI DAPAT BANTAI !!! PAPUA MERDEKA !!!
Like · Reply · Jun 12, 2016 7:40am