Pemerintah Bangladesh telah memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char, dari kamp-kamp pengungsian mereka pasca diusir dari provinsi Rakhine-Myanmar. Pulau Bhasan Char ini baru muncul 20 tahun lalu. Etnik Rohingya berasal dari Indian dan Bangladesh di masa pendudukan Inggris, dimana orang Bangladesh (Rohingya) itu dibawa oleh kolonial Inggris ke Myanmar semasa Inggris menduduki dan menjajah Myanmar. Pada masa perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Myanmar, pemerintah kolonial Inggris membentuk kelompok milisi Rohingya dan mempersenjatai milisi itu untuk berperang dengan para nasionalis pribumi Myanmar yang memperjuangkan kemerdekaan negara Myanmar.
Setelah Myanmar memperoleh kemerdekaan, para migran Rohingya itu tidak diakui sebagai warga negara Myanmar karena dua alasan. Pertama, orang Rohingya sendiri bukan orang Myanmar asli. Tetapi, mereka migran India dan Bangladesh yang dipindahlan oleh kolonial Inggris untuk kepentingan kolonialisme mereka. Kedua, orang Rohingya pada masa revolusi nasionalisme Myanmar menjadi penghianat dan membantu kolonial Inggris dalam perang melawan nasionalis Myanmar.
Karena itu setelah merdeka, negara dan pemerintah Myanmar tidak mengakui orang Rohingya sebagai warga negara Myanmar, maka etnik migran Rohingya yang majoritas muslim ini memperontak dan ingin mendirikan negara muslim di Rakhine. Di Rakhine sendiri bukan tanah mereka, tetapi tanah orang asli Myanmar yang beragama Hidun. Karena itu pemberontakan etnik Rohingya yang muslim ini, para nasionalis Myanmar mengambil tindakan tegas atas separatisme ethnik migran Rohingya ini untuk mengamankan tanah leluhur mereka, dan sekarang militer Myanmar yang memimpin operasi militer untuk mengusir kelompok etnik Rohingya itu dari provinsi Rakhine di Myanmar dan dipindahkan ke beberapa lokasi pengunsian di Bangladesh sekitar 1 juta orang, dan 100 ribu pengungsi Rohingya kini dipindahkan ke pulau baru yang tidak ada penghuninya, yaitu pulau Bhasan Char.
Kini komandan militer yang memimpin operasi militer untuk mengusir etnik Rohingya itu menjadi presiden Myanmar melalui Kudeta militer baru-baru ini.
Konteks etnik Rohingya ini sama dengan pemindahan orang India oleh Inggris ke Fiji, Afrika Selatan, Simbabwe, Ghana, dan sejumlah negara bekas koloni Inggris lain. Hal yang sama dilakukan oleh orang Belanda dimana orang Jawa dipindahkan ke Suriname di Amerika, dan ke Kaledonia Baru. Di Papua Barat, kolonial Belanda bawa migran Indonesia dan keturunan Cina, dimana kelompok migran ini sukses mengintegrasikan Papua Barat ke dalam Indonesia. Kini kelompok keturunan ini sedang memperjuangkan status otonomi khusus jilid II dan DOB baru di Papua Barat. Kelompok yang sebenarnya, tidak memiliki hak apa pun atas tanah Papua ini.
Jadi, kelompok seperti etnik Rohingya itu diciptakan oleh para kolonial dan menjadi masalah baru di daerah koloni dan di negara-negara bekas koloni terebut.
Karena itu, di Zimbabwe setelah negara itu merdeka, presiden Mugabe mengusir kelompok ini ke daerah asal mereka ke Eropa, India dan Arab, maka Presiden Mugabe dibenci oleh barat, dan media barat dan media-media dunia internasional aktif bangun propaganda dunia. Seolah presiden Mubage sebagai teroris atau penjahat kemanusiaan. Hari ini pemerintah militer Myanmar yang kudeta pemerintah sipil dibenci dan diserang oleh negara kolonial barat karena mereka membersihkan masalah yang dibuat oleh barat sendiri di masa koloni.
Nelson Mandela dipuji oleh barat, karena Mandela mengampuni mantan kolonial dan kelompok penindas migran yang dibawa oleh kolonial itu. Fiji dipuji karena pemerintah fiji merangkul kelompok keturunan India yang dibawa oleh kolonial Inggris untuk kepentingan perkebunan tebu di masa itu.
Jadi, pemerintah di bekas koloni yang sedang tegakkan kedaulatan dan mempertahankan kelanjutan bangsa mereka diserang oleh barat, sedang pemerintah yang mengamankan kepentingan barat di puji.
Bagaimana nasib masa depan Papua ?????????
Source: Facebook