
1. Prakata
Tulisan ini bermaksud memberitahukan kepada mahasiswa Papua agar bersikap jujur, berani, kritis dan terbuka seperti George Saa, atau minimal menjadi mahasiswa yang jelas dan tidak abu-abu dan suka cari aman.
George Saa adalah satu-satunya siswa Papua yang pada tahun 2004 silam memenangi ajang bergengsi ilmuwan dunia dalam bidang Fisika. Ia berhasil menjadi pemenang olimpiade FISIKA dengan menyingkirkan ratusan peserta dari negara-negara besar dan maju di dunia. Berkat kejeniusan dan kecerdasannya ia diberikan hadiah bergengsi dunia dalam bidang fisika “Nobel Fisika”.
Dengan itu ia mencetak sejarah, bahwa orang Papua juga dapat menjadi juara dan mampu menjadi terdepan dalam bidang ilmu eksata, Fisika. George Saa memenangkan nobel Fisikanya itu ketika masih duduk sebagai siswa di SMA 3 Buper Waena. Kini ia telah menjadi alumnus salah satu universitas terkemuka di Amerika Serikat, yakni Universitas Teknologi Florida dan sekarang sedang melanjutkan studi pasca sarjananya dalam bidang teknik mesin luar angkasa di Birmingham Inggris, sambil mengajar sebagai dosen.
Prestasi gemilang George Saa tentu saja mengangkat nama baik Indonesia dan membawa harum nama Papua. Terlebih memecah mitos yang bertebaran selama ini bahwa orang Papua itu tidak mampu, bodoh dan terbelakang. Ia akhirnya membuat orang Indonesia dan dunia harus angkat topi untuknya. Itulah dia sang jenius George Saa.
Nah, pertanyaannya pada tulisan ini mengapa mengangkat topik: “Mahasiswa Papua perlu belajar dari keberanian sikap George Saa ?”
2. Ada Apa dengan George Saa ?
Kita tentu saja penasaran untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi pada diri seorang akademisi sekelas George Saa. Mengapa George Saa, apa gerangan yang dilakukannya ?
Jadi begini, George Saa membuktikan dirinya sebagai seorang mahasiswa dan akademisi muda yang mengerti dan paham, dan mau mengakui sejarah kelam bangsa dan rakyat Papua. Hal itu tampak lewat penuturannya yang lugas, objektif dan berani kepada satuharapan.com pada tanggal 21 Februari 2018 lalu ketika diwawancarai oleh media berita online satuharapan.com
Ia berbicara kepada satuharapan.com yang mewawancarainya kala itu tentang pandangan pribadinya yang ia sebut sebagai ‘common sense’ lewat 3 sub topik wawancara sekaligus dari topik umum, ” Wawancara George Saa tentang Asmat, Papua dan Papua Merdeka”. Ke tiga sub topik itu masing-masing; George Saa: orang Papua disikriminasi dimana-mana; George Saa: RI sebaiknya berunding dengan ULMWP; George Saa: Orang Papua harus ikut bangun RI.
Ia dengan berani menyampaikan isi hatinya secara transparan tanpa ragu-ragu dan rasa takut kepada media itu. Hebatnya walaupun dalam beberapa percakapan ada semacam peringatan dari si pewawancara akan dampak ikutan keterbukaan GS dalam berbicara, GS tetap saja tidak takut dan tidak ragu menyampaikan pandangannya yang benar dengan berani akan keadaan rakyat Papua dan mengemukakan solusi yang segera perlu diambil oleh pemerintah RI.
3. Apa isi Pesan dari George Saa untuk Orang Muda Papua ?
GS dalam wawancara yang terbuka itu secara lugas dan santai mengutarakan sarannya agar pemerintah Indonesia mau melakukan perundingan dengan semua pihak di Papua termasuk ULMWP. Ia tidak takut jika kelak beasiswanya dihentikan pemerintah RI jika berkata hal yang benar. Ia sadar dan yakin bahwa kebenaran itu musti diberitakan walaupun dampaknya terhadap pribadi belum tentu baik.
GS menjadi contoh yang sangat layak bagi seluruh pemuda dan mahasiswa Papua yang selama ini selalu bermain muka belakang atau abu-abu. Ia mengajarkan kita bahwa posisi dan kemapanan serta kepandaian eksata semata tidak akan lengkap jika kita tidak mampu berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial-politik bangsa kita. Apalah arti nilai yang cumclaude, IPK 3.00 atau IPK 4.00 sekalipun, namun tidak ada sesuatu yang kita buat untuk menyelesaikan masalah kehidupan bernegara yang amat genting ini.
Ia menunjukan sikap yang barangkali antagonis dengan habitus kebanyakan mahasiswa Papua yang pasif, hanya nilai oriented, IPK oriented dan cuek oriented yang barangkali juga bukan atas hasil usaha murni mereka. Ia menantang Kita yang mahasiswa, pelajar dan pemuda di tanah Papua yang katanya Pintar dan cerdas untuk membuktikan kepintaran itu tidak hanya dalam nilai kertas, sekolah atau kampus tapi bagaimana kecerdasan itu dipakai dalam melihat persoalan serius di sekeliling kita. Terutama menyangkut dimensi HAM, POLITIK dan sebagainya yang terus menjadi batu sandungan dan sumber penderitaan dalam kehidupan orang Papua.
Kita perlu belajar dari sikap dan teladan keberanian GS yang dinyatakan melalui media di sini. Tanpa berfikir panjang akan bagaimana dan apa nasib kita, sebagai mahluk intelektual yang dipercayakan Tuhan, kita semestinya bersikap dan bertutur seperti GS. Apalagi jika, kecerdasan dan kemampuan kita tidaklah sebanding GS, lalu kita tidak mampu bersikap sedikit bijak dan berani seperti GS, bukankah itu suatu keterlaluan yang memalukan?
4. Penutup
Saya menggaris bawahi bahwa banyak generasi muda Papua yang seakan-akan fobia dan amnesia terhadap persoalan orang Papua dewasa ini. Maka segera sadar dan bangun untuk ambil sikap dan bertindak seperti GS menjadi kebutuhan saat ini yang perlu diimitasi agar persoalan kehidulan orang Papua dan kompleksitas masalahnya dapat dipecahkan. Jika tidak, kita tentu akan tampak ibarat sampah rakyat yang tidak berguna, jika sudah demikian, apa gunanya kita disebut mahasiswa, generasi muda, tulang punggun bangsa dll ?Terimakasih bung George Saa-Wafom !
Abepura, 27 Februari 2017, sumber: https://blagowan.wordpress.com/
ANOTHER powerful earthquake shakes Papua New Guinea days after the country was struck by a deadly 7. after, another, earthquake, guinea, papua, powerful, shakes (adsbygoogle = buy