Saya wajib memaafkan siapapun, bukan karena saya diwajibkan oleh siapapun, tetapi oleh karena ada manfaat yang besar yang saya sendiri rasakan. Jadi adalah kepentingan pribadi saya yang mewajibkan saya memaafkan siapapun, kapanpun dan bagaimanapun juga.
Pertama, saat saya memaafkan siapa saja, saya merasa ada kelegaan yang luarbaisa, tak terkatakan oleh kata-kata dan bahasa yang saya miliki. Ini persoalan bathin dan hati, yang hanya dapat dijelaskan oleh kita yang memiliki Roh dan nurani yang diperanakkan oleh Allah.
Yang kedua, pada saat saya memaafkan saya mengalami sukacita, tidak sekedar kelegaan, tetapi ada rasa gembira yang juga tidak dapat terkatakan dengan kata-kata saya yang terbatas ini.
Yang ketiga, dengan kelegaan dan kegembiraan, telah hadir rasa damai dan tenang dalam hati saya.
Sekali lagi, dalam tiga hal ini, saya tidak berbicara tentang psikologi atau emosi, tetapi saya berbicara mengenai hati, nurani, yaitu tempat di mana Sang Raja Damai bertahta, singgasana surgawi, yang ditempatkan oleh Allah saat menciptakan, di mana Allah menghembuskan nafasnya sendiri.
Segala-sesuatu yang lain diciptakan “hanya dengan berfirman”, akan tetapi makhluk yang satu ini, yang Dia sebut sebagai serupa dan segambar dengan Dia sendiri, yaitu manusia, diciptakan-Nya dengan tangan-Nya sendiri, dan dikatakan dalam Kitab Suci, “Mari Kita menciptakan”.
Firman yang keluar ialah undangan untuk menciptakan. Sedangkan makhluk lain diciptakan langsung dengan Firman.
Setelah Dia sendiri menciptakan-Nya, yaitu “kita”, Tritunggal Allah, maka Dia menghembuskan nafas untuk kehidupan. Nafas itu bertahta di dalam hati. Dan hati itu milik Allah, dihembuskan oleh Dia sendiri, bukan dengan berfirman, tetapi dengan nafas-Nya sendiri, nafas Tritunggal Allah.
“Hati” itulah yang mengalami perubahan, dan hati itu menjadi tenang, dan hati itu mendapatkan damai. Saya berdoa kiranya setiap orang yang membawa tulisan ini, di manapun Anda berada, kiranya Anda mulai memaafkan siapa saja, termasuk memaafkan saya.
Berdoalah kepada Tuhan seperti ini:
- “Saya memaafkan…… (sebut nama orang atau nama kelompok)….
- Ampunilah mereka atas segala salah dan dosa mereka, karena kami tidak tahu apa yang kami perbuat, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat, karena Engkau mengajarkan kami untuk saling mengampuni seperti Engkau mengampuni kami,
- Segala perbuatan mereka yang salah terhadap saya, saya maafkan dengan sungguh-sungguh, hapuskan, sucikan, bersihkan, ampunilah mereka, ya ampunilah mereka, dengan dasar. Berdasarkan Firman-Mu Matius 18:18 TB “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” saya lepaskan segala perbuatan salah dari …….
- Di dalam Nama Yesus Kristus, Sang Juruselamat, Penebus dosa-dosaku, saya berdoa.
- Amin! Amin! Amin
Catatan:
Saya tulis kisah dan petunjuk ini bukan berdasarkan bacaan, atau pemikiran, tetapi berdasarkan pengalaman pribadi, yang saya lakukan selama 2 tahun terakhir, dan lebih khusus saya lakukan dalam minggu ini, dan saya mengalami tiga hal yang saya kisahkan di atas.
Kisah lainnya akan menyusul.
- Mau berkisah? Silakan email-kan ke: sampaikan@kisah.us