
Saya tidak akan sebut nama bandara dan nama perusahaan penerbangan. Tetapi saya akan sebutkan peristiwa yang menimpa saya tepat tanggal 15 Desember 2015.
Saya berangkat dari bandari asal pada pukul 12:20 dan setelah transit di bandara perantara akan tiba di bandara tujuan pada pukul 20:50.
Waktu saya check ini di Bandara Asal saya dirikan boarding pass untuk dua kali penerbangan, yaitu dari airport asal, dan airport transit. Pada waktu itu saya punya dua barang di tangan kiri dan kanan. Yang dikiri ialah dua bungkus Kopi Roasted, dan tangan sebelahnya koper berisi pakaian saya.
Begitu sampai di tempat check-in saya diberitahu untuk menimbang barang bawaan. Maklum saya beli tiket dengan salah satu penerbangan murah-meriah yang ada di Indonesia. Ternyata berat barang melebihi batas 7 kg yang ditentukan penerbangan ini sehingga harus saya check ini koper saya.
Ditambah lagi, untuk check ini barang saya harus bayar Rp.491.000,-
Saya bayar, dan saya check-in koper saya.
Sesampai di airport tujuan, saya dieperiksa oleh pihak imigrasi dengan beberapa pertanyaan seperti berikut
- Apa tujuan Anda ke negara ini?
- Berapa lama akan Anda tinggal?
- Berapa uang lokal yang Anda punya di saku sekarang?
- Apakah punya kartu kredit?
- Punya uang di bank kira-kira berapa?
- Mana Tiket pulangnya?
dan sejenisnya dan saya jawab semua pertanyaan dimaksud.
Setelah diwawancarai selama beberapa menit kemudian saya keluar karena mengingat barang saya belum saya ambil.
Pada saat saya ke tempat pengambilan barang ternyata koper saya belum tiba juga.
Saya lapor ke bagian bagasi dan bersama mereka kami datang ke tempat pengambilan barang. Lalu saya diruruh ikut mereka menuju ke meja customer service.
Di sana saya disuruh isi formulir dan menjelaskan apa saja ada di dalam koper dimaksud, mereka koper, warna, ukuran koper, dari mana ke mana.
Setelah itu mereka menyuruh saya keluar menunju ke tempat penginapan saya.
Peristiwa lanjuta begitu mengguncang karena di tempat tujuan saya waktu itu di musim dingin, dan pakaian saya tidak ada lagi, keluar dari airport jam 23:45 malam dan dalam kondisi lapar, dingin dan tanpa koper.
Dalam kondisi kewalakan saya menuju ke tempat penginapan.
Singkat kata, tas saya tiba dua hari kemudian, di tempat penginapan saya. Tetapi saya perlu ringkas di sini memberikan masukan kepada semua penumpang penerbangan lokal, nasional maupun internasional beberapa hal berikut:
- Usahakan JANGAN pernah memasukkan komputer, HP atau barang-barang bernilai lainnya, dompet di dalam bagasi yang akan di-check-ini. Semua barang berharga harus dibawa serta oleh penumpang. Kata orang ada alat di airport tempat orang memasukkan barang di sana terdapat mesin yang dapat men-scan apa saja yang ada di dalam tas / koper kita sehingga kalau mereka lihat barang berharga ada di dalamnya, maka mereka akan menahannya.
- Saran kedua, kalau barang Anda hilang, atau tidak tiba, Anda harus bertindak panik dan mendesak sekeras-kerasnya kepada pihak maskapai penerbangan untuk melacak. Kalau tidak, mereka tidak berkepentingan untuk melacaknya buat kita.
- Teleponlah maskapai ke kantor pusatnya atau kantor lokal, menanyakan barang Anda. Kalau tidak, maka tidak ada yang akan menanganinya secara serius. Gunakan teman Anda dari tempat di mana Anda tuju, gunakan bahasa setempat, dengan logat setempat untuk melacaknya.
- Jangan lupa, berdoalah kepada Tuhan, kuatkanlah iman dan teguhkan hati. Berdoa supaya barang yang hilang tiba. Saya berdoa dengan yakin dan iman, akhirnya benar-benar barang saya tiba keesokan harinya.
Semoga bermanfaat.
[…] Tetapi setelah tiba, seperti saya ceritakan sebelumnya, ternyata tas kecil saya itu hilang, tidak tiba pada saat saya tiba. […]